Permainan Pesapean Bagian Upacara Minta Hujan

Apabila kita kaji dari latar belakang upacara minta hujan ini, dapat kita simpulkan bahwa upacara minta hujan ini melibatkan suatu permainan rakyat yakni permainan tradisional. Walaupun permainan ini merupakan bagian dari upacara minta hujan karena yang dituju adalah memohon kepada Yang Kuasa agar diberi hujan, tetapi di sini melibatkan suatu permainan di mana sapi yang menjadi alat utamanya. Karena sapi merupakan bagian dari kehidupan petani yang tidak dapat dipisahkan. Ada pun nilai-nilai yang terkandung dalam permainan ini, yakni rasa solidaritas yang spontanitas, kegotong-royongan dan religius magis.

  1. Rasa Solidaritas. Di sini tampak rasa solidaritasnya, yakni para pemain yang menjadi “sapi”. Karena permainan Pesapean ini untuk kepentingan,bersama, maka mereka rela untuk melaku­kan permainan tersebut.
  2. Kegotong-royongan Unsur kegotong-royongannya tampak jelas, dalam melakukan permainan pe-sapean. yakni yang ber­topeng sapi (menjadi sapi) dikendalikan oleh orang yang me­megang tali kendali. Sapi tersebut dikendalikan untuk melakukan pekeijaan seolah-olah sedang membajak ladang, yang kemudian ketika permainan ini dilakukan diiringi oleh sronnen. Sronnen dengan permainan tersebut merupakan kesatuan yang tidak boleh dipisahkan, karena apabila tidak diiringi sronnen, permainan tidak akan terlaksana. Begitu pula dengan badut-badutqya yang mem­berikan variasi terhadap jalannya permainan itu. Pelaksanaan per­mainan merupakan hasil rembukan dari para warga desa yang merasa gelisah karena tanahnya tandus. Sehingga dalam melaksana­kan permainan dilakukan secara bersama-sama dengan bergotong- royong baik dalam materiil maupun moril.
  3. Religius magis. Unsur religius magis tampak, sebelum permainan ini dilakukan, terlebih dahulu disediakan perlengkapan ba’saba (sesajen) untuk Searaksa. Sesajen tersebut harus dilakukan oleh para wanita yang suci, maksudnya yang sedang datang bulan tidak boleh turut bekerja. Kemudian, juga dilakukan pembacaan do’a-do’a yang memohon agar terkabul keinginannya. Jadi dengan demikian permainan ini sangat sakral bagi penduduk desa itu, karena di dalamnya terkandung unsur religius magis. Nilai-nilai di atas, satu dengan yang lainnya berkaitan yang tidak dapat dipisahkan, karena kehidupan magis religius dalam kehidupan masyarakat terutama, masyarakat petani sangat mem­pengaruhinya. Demikian pula bila kita kaji dari latar belakang pelaku permainan, di’mana pelaku-pelaku permainan tersebut harus laki-laki dewasa, atau yang agak tua, hal ini karena di dalam gerak-geriknya sangat berat, jadi memerlukan fisik dan tenaga yang kuat.

Permainan Pesapean itu sendiri,  bukan merupakan permainan yang kompetitif. Akan tetapi merupakan permainan yang sifatnya hiburan yangsdi dalamnya terkandung unsur religius magis. Ketika akan dilaksanakan sebelumnya harus disediakan perlengkapan ba’saba (sesajen) seperti yang telah disebutkan di atas. Selain itu, permainan Pesapean dapat pula dilakukan untuk perhelatan lain­nya, yang terlepas dari upacara minta hujan. Tetapi si penyeleng­gara harus pula.menyediakan sesajen untuk Searaksa. Maksudnya, agar yang dianggap mempunyai kekuatan magis dapat memberi­kan rahmat baik kepada para pelaku permainan miu pun kepada yang punya hajat perhelatan. Oleh karena itulah permainan ini masih dianggap sakral. Adapun sifat hiburan yang terdapat dalam permainan ini, yaitu ketika permainan ini dimainkan ada badut- badut yang lucu, yang menyebabkan permainan Pesapean juga berfungsi sebagai tontonan yang bersifat menghibur penduduk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.