Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • Merawat Madura
    • Gerbang Madura
    • Sejarah Madura
  • Lokalitas
    • Sastra Madura
    • Budaya Madura
    • Tradisi Madura
  • Ragam
    • Artikel Madura
    • Peristiwa Madura
    • Aneka Peristiwa
  • Pesohor
    • Tokoh Madura
    • Wisata Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Mutiara yang Terserak
    • Tempat Penginapan dan Hotel di Madura
    • Jarak Antar Kabupaten-Kota di Jawa Timur
    • Mohon Dukungan Domasi
    • Jarak Antar Kota dan Provinsi di Pulau Jawa-Madura-Bali
  • Konten
    • Daftar Isi
    • Sitemap
    • WPMS Html Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Komentar dan Saran Anda
    • Kirim Artikel
  • Hantaran
    • Marlena, Perjalanan Panjang Perempuan Madura
    • Tembhang Macapat Madura
    • Dewan Kesenian di Madura Dihidupkan Lagi?
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Madura Eksodus
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Madura Dalam Gambar
    • Babad Madura
  • Telusur
    • Penelusuran Praktis Tulisan Lontar Madura
    • Peta Lokasi Lontar Madura

Perempuan, Pendidikan dan Lokalitas Madura

Home Perempuan, Pendidikan dan Lokalitas Madura

Ditayangkan: 21-02-2017 | dibaca : 4,882 pengunjung
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (113 votes, average: 0.00 out of 5)
Loading...

Syaf Anton Wr

Perempuan, Pendidikan dan Lokalitas Madura

Perempuan dan laki-kali pada dasarnya satu kesatuan yang tak terpisahkan dari sebuah wilayah yang namanya masyarakat. Tidak ada masyarakat perempuan dan tidak ada mayarakat laki-kali. Sebab bila tidak ada perempuan maka tidak akan ada masyarakat. Demikian pula bila tidak ada laki-laki juga tidak akan ada masyarakat. Jadi keduanya merupakan sesuatu yang inklusif dan merupakan bagian integral dari masyarakat.

Namun ketika dihadapkan  wilayah kekuasaan,  persoalan ini jadi pelik dan terkesan telah terjadi eksploitasi bahwa perempuan “tidak pantas” mendapat peran lebih di lingkungan masyarakat. Budaya patriarki yang kemudian disebut-sebut sebagai dasar terbangunnya stuktur dominasi dan sub ordinasi yang mengharuskan suatu hirarki dimana laki-laki dan pandangan laki-laki menjadi suatu norma.

Dalam konteks Indonesia, fenomena RA Kartini merupakan awal gerakan perempuan yang menentang patriarki, kemudian disusul nama-nama tokoh perempuan lain mulai terbaca, baik dalam  perjuangan kemerdekaan,  agama, akademisi dan ahli, aktivis, olahraga, pejabat tinggi, pengusaha dan profesional, politik, sastra dan penulis dan lainnya. Sehingga permasalahan ketimpangan gender bukanlah menyoal tentang ketertindasan perempuan oleh patriarki (laki-laki) saja, akan tetapi lebih pada penindasan antara kasta yang satu dengan kasta yang lain.

Perempuan dan Lokalitas Madura

Terbentuknya adat dan kerpibadian orang Madura banyak dipengaruhi satu kondisi karakteristik geografis Pulau Madura. Satu prinsip yang menjadi fenomena orang Madura, ialah dikenal sebagai orang yang mampu mengambil dan menarik manfaat yang dilakukan dari hasil budi orang lain, tanpa mengorbankan kepribadiannya sendiri. Demikian pula orang Madura pada umumnya menghargai dan menjunjung tinggi rasa solidaritas kepada orang lain. Sikap hidup semacam ini, menjadikan orang-orang Madura diluar Madura mudah dikenal, supel serta menunjukkan sikap toleran terhadap sesama

Sebagai suku yang hidup di kepualauan, orang Madura dijaman dulu kurang mendapat kesempatan untuk berinteraksi dengan dunia luar. Mereka sangat berhati-hati, dan akibatnya sesuatu yang datang dari luar merupakan ancaman bagi dirinya. Meskipun pada dasarnya mereka konservatif, yakni berusaha memelihara dan menjamin nilai-nilai yang mengakar dalam dirinya. Tapi dalam segi yang lain, orang Madura menunjukkan naluri yang kuat untuk menjamin dan bertahan kelangsungan hidup, karena mereka didorong untuk menerima dan memanfaatkan nilai-nilai yang terserap dari luar.

Hal ini dapat digambarkan dalam pandangan hidup Madura yang disampaikan melalui ungkapan-ungkapan berupa saloka, pantun, lagu dan lain-lain, seperti contoh:

Pages: 1 2 3 4

Baca Juga :
  • Presiden SBY: Lestarikan Adat dan Nilai Budaya Madura
  • Menegakkan Kembali Citra Budaya Madura

Judul dibawah, juga berhubungan

  1. Pola dan Bentuk Rumah: Tanèyan Lanjhâng
  2. Celurit Sebagai Simbol Carok
  3. Carok: Hak, Harga Diri dan Wanita
  4. Sekitar Penetapan Hari Jadi Sumenep
  5. Langgar Seribu Kisah, di Ujung Barat Kota Sumenep
  6. Upacara Adat Pengantin Sumenep
  7. Makna Sekep dan Nilai Pusaka Madura
  8. Warisan Budaya Madura Masa Lampau
  9. Re-Interpretasi Makna Bhapa’ Bhabu’ Ghuru Rato
  10. Labang Mesem: Pintu Gerbang Kraton Sumenep

Silakan cari tulisan yang lain dibawah ini;
cari cara praktis KLIK, dan mohon dukungan:. DONASI

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • audio
    Musik Saronèn
    http://www.lontarmadura.com/wp-content/uploads/2018/10/Saronen-Sarka.mp3
    Irama "Sarka'" Musik Tradisi Madura
  • Terbaru

    • Bhuju’ Tamonè, Menjauhkan Ari-ari dari Tanah
    • Rokat Tase’ Bentuk Syukur kepada Tuhan
    • Pendapat Ahli Tentang Labãng Mèsem
    • Meluruskan Makna Labãng Mèsem
    • Sekitar Penyebutan Labãng Mèsem
  • Komentar Anda

    • Lontar Madura on Pangeran Katandur, Tokoh Penyebar Islam di Sumenep
    • s.naufal on Pangeran Katandur, Tokoh Penyebar Islam di Sumenep
    • ZDNE on Madura dalam Gelombang Reformasi
    • Lontar Madura on Kirab Perahu Hias di Pulau Poteran
    • henri nurcahyo on Kirab Perahu Hias di Pulau Poteran
  • Marlena
    Klik dan baca resensinya

© All Rights Reserved. Lontar Madura
Free Wordpress Themes by Highervisibility.com

Close