Peranan Wanita Dalam Adat Robo’an

Bagi Yang Melaksanakan Adat Robo’an

Bagi suku madura yang tidak melaksanakan adat robo’an akan mendapat teguran atau peringatan dari sesepuh suku madura, karena orang tersebut dianggap telah melanggar hukum dan moral. Selain itu dia menggangap adat robo’an adalah sekedar tradisi orang madura. Mereka inilah yang akan mendapat cobaan dari Allah serta akan mendapat musibah karena telah melanggar petuah atau tausyiah dari ulama dan kiyai juga akan mendapatkan cemoohan masyareakat setempat.

Kejadian-Kejadian Dihari Robo’an

Bertepatan dengan hari rabu terakhir di bulan shafar tepatnya di desa rantau panjang, masyarakat pagi-pagi telah bersiap-siap untuk datang ke masjid atau musollah untuk melaksanakan adat robo’an. Kejadian-kejadian yang bisa terjadi untuk orang yang melanggar adat tersebut akan mengalami kecelakaan baik itu tabrakan, kebakaran, dll.
Bahwa dalam setiap tahun sekali masyarakat adat rantau panjang masih tetap melaksanakan adat robo’an dengan secara turun-temurun hingga sekarang. Adat ini tetap dipertahankan dan dijaga supaya tetap lestari, dan tidak hilang dari ingatan masyarakat setempat. Adat robo’an juga diyakini mampu mencegah berbagai macam penyakit dan bala’, baik penyakit jasmaniah maupun rohaniah. Adat robo’an dapat membawa rasa damai bagi masyarakat dalam mencegah datangnya berbagai macam penyakit dan bala’.

*) Guru Madrasah Aliyah Tabiyatul Islamiyah Rantau Panjang

diangkat dari Akademi Dayak

Tulisan bersambung

  1. Robo’an: Adat Tola’ Bala’ Suku Madura Rantau Panjang
  2. Adat Robo’an Digunakan Menangkal Konflik
  3. Peranan Wanita Dalam Adat Robo’an

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.