Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • Merawat Madura
    • Gerbang Madura
    • Sejarah Madura
  • Lokalitas
    • Sastra Madura
    • Budaya Madura
    • Tradisi Madura
  • Ragam
    • Artikel Madura
    • Peristiwa Madura
    • Aneka Peristiwa
  • Pesohor
    • Tokoh Madura
    • Wisata Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Mutiara yang Terserak
    • Tempat Penginapan dan Hotel di Madura
    • Jarak Antar Kabupaten-Kota di Jawa Timur
    • Mohon Dukungan Domasi
    • Jarak Antar Kota dan Provinsi di Pulau Jawa-Madura-Bali
  • Konten
    • Daftar Isi
    • Sitemap
    • WPMS Html Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Komentar dan Saran Anda
    • Kirim Artikel
  • Hantaran
    • Tembhang Macapat Madura
    • Dewan Kesenian di Madura Dihidupkan Lagi?
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Madura Eksodus
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Madura Dalam Gambar
  • Telusur
    • Penelusuran Praktis Tulisan Lontar Madura
    • Peta Lokasi Lontar Madura

Peran Budaya dalam Menemukan Kembali Karakter Madura

Home » Artikel Budaya » Peran Budaya dalam Menemukan Kembali Karakter Madura

Ditayangkan: 27-12-2012 | dibaca : 639 pengunjung
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Oleh; Drs.H.Ali Daud Bey*)

Studi tentang manusia, karakter dan budayanya seakan tidak pernah usang oleh kehidupan manusia itu sendiri. Mungkin inilah kalimat yang paling tepat untuk menggambarkan betapa luasnya cakupan yang dapat dikembangkan dan setiap perbincangan tentang manusia, karakter dan budayanya (harus ada batasan).

Dan mungkin karena itu pula topik ini menjadi selalu aktual untuk dibicarakan apa lagi jika dibumbui dengan berbagai masalah yang rnenyangkut pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang sesuai dengan standard universal.

Sedeinikian menariknya pembicaraan tentang manusia karakter dan budayanya terutama di tengah-tengah perkembangan global dewasa ini yangseringkali dari sini muncul dan berkembang berbagai topik yang secara substansial sebetuinya tidak berujung pangkal. Tapi karena dikemas dalam bentuk yang sangat publikatif (seinisal seininar, kongres dll) maka perdebatan tersebut akhirnya dapat menyedot opini publik untuk akhirnya berkembang menjadi sebuah issue central yang menuntut perhatian berbagai kalangan.

Bahkan tidak jarang perdebatan yang sepertinya tak berujung pangkal tersebut berbuntut pertentangan horisontal antar dan inter kelompok masyarakat yang beda inisi dan visinya.

Kecenderungan semacam ini seakan menjadi mode paling up to date dan paling trendy dalarn pergaulan masyarakat bangsa kita kita akhir-akhir ini. Siapapun orangnya segera akan mendapatkan label puritan, ketinggalan zaman dan tidak ikut mode masa kini dan tidak berpihak kepada arus globalisasi jika tak mampu bicara kritis, keras, iliniah katanya serta vulgar dalam setiap penampilan, lebih-lehih kalau kelompok suku, komunitas terstruktur dan lain-
lain tak mampu menempatkan diri sebagai pihakoposisi, pejuang kebenaran yang selalu berseberangan dengan peinikiran birokrat.

Tanpa harus menutup mata terhadap stigma hitam birokrasi pemerintahan yang selama ini rnasih belum dapat sepenuhnya diperbaiki, kita harus prihatin melihat perkembangan masyarakat bangsa khususnya di komunitas Madura. Dampak pembangunan nasional di era globalisasi ini seperti terlampau cepat tanpa koridor clan batasan-batasari yang jelas dan diperparah lagi oleh kiprah individu-individu dalam kelompok-kelompok tertentu dengan kepentingan-kepentingan kelompok masing-masing di tengah-tengah masyarakat yang belum sepenuhnya mengerti apa yang sedang terjadi pada bangsanya, berkembang semakin runyam sehingga merangsang bangsa ini untuk tumbuh menjadi komunitas-komunitas kecil yang kehilangan karakter dan budayanya, seakan tak saling mengenal, ganas, sadis, anarkis, tamak, serakah, tidak paldu (jw), lupa daratan dan sederet karakter jelek lainnya yang saat ini melekat ketat yang semula dikenal sebagai bangsa yang beradab dan berbudaya.

Lalu mana saja karakter dan budaya yang hilang yang akan kita raih kembali untuk kita jadikan pegangan? Harus ada batasan sehingga kita tidak ngelantur. Step by step itulah kata yang tepat untuk mengintersipkan pembicaraan. Karena bangsa ml (Madura, red) meiniliki keanekaragarnan sosio kultural, yang harus kita kembalikan dan ternpatkan pada perspektif din sinalitas dan memang pernah jaya ketika para pejuang bangsa menggunakan Pancasila sebagai katalisatornya. pangeran, norma dan falsafah. Sebuah hasil pemberian yang sangat teruji mampu bertahan, bahkan dengan sangat cool mampu merespon berbagai perkembangan zaman tak terkecuali kecenderungan kehidupan global dewasa ini lewat katalisator ini para pendahulu kita mengingatkan kita tentang letak geografis zamrucl khatulistiwa yang kita huni sekarang ini.

Pages: 1 2 3 4 5

Judul dibawah, juga berhubungan

  1. Problematika dan Perkembangan Bahasa Sastra Madura
  2. Pencitraan Masyarakat Madura Swasta
  3. Keunikan Budaya Madura
  4. Penyebaran Islam di Sumenep dan Perkembangannya
  5. Metamorfosa Budaya Melacak Akar Tradisi
  6. Mendambakan Sumenep Berbudaya Luhur
  7. Generasi Muda Tonggak Pelestari Budaya Madura
  8. Rekonstruksi Budaya Madura
  9. Lestarikan Tradisi dan Budaya Madura
  10. Lestarinya Tradisi, Mempertahankan Indentitas Lokal

Silakan cari tulisan yang lain dibawah ini;
cari cara praktis KLIK, dan mohon dukungan:. DONASI

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Madura Eksodus
  • Terbaru

    • Radar Madura Luncurkan Buku Carpan Madura “Tora”
    • Pelaksanaan Toktok Sering Terjadi Perselisihan
    • Tradisi Toktok Sebagai Ajang Silaturrahmi Warga
    • Toktok, Aduan Sapi Ala Masalembu
    • Putri Nelayan Masalembu, Pembawa Tumpeng Rokat
    • Rokat, Melestarikan Budaya Masyarakat Masalembu
    • Rokat, Sebagai Ungkapan Rasa Syukur Kepada Tuhan
    • Rokat di Masalembu Dipersembahkan untuk Raja Ikan.
  • Komentar Pengunjung

    • Lontar Madura on Rokat di Masalembu Dipersembahkan untuk Raja Ikan.
    • Andre on Rokat di Masalembu Dipersembahkan untuk Raja Ikan.
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Agus Salim on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Agus Salim on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
  • RSS Perempuan Laut

    • "Mutiara yang Terserak" Diluncurkan
    • Inikah Penulis Perempuan Inggris Terbaik
    • Pemberdayaan Perempuan Berawal dari Pikiran Perempuan Sendiri
  • RSS Gambar Madura

    • Catatan Tersisa dari Kongres I Bahasa Madura
    • Petilasan Arya Wiraraja Di Situs Biting
    • Pantai Rongkang Bangkalan Madura
    • Pergelaran Peringatan Hari Jadi Sumenep ke 745 - 2014
  • RSS Rumah Literasi

    • Gubernur Jatim Buka Temu Inovasi Ditandai Pemukulan Gong
    • Pendidikan Dalam Perspektif Pemberdayaan
    • Sabar Sebuah Keindahan Sikap dari Implementasi Pendidikan Agama Islam (Bagian 1)
    • Sabar Sebuah Keindahan Sikap dari Implementasi Pendidikan Agama Islam (Bagian 2)

Home | Gerbang | Budaya |Tradisi | Sastra |Permainan |Wisata |Artikel |Tokoh |Peristiwa |Aneka

About Us | Privacy Policy | Daftar Isi | Nginap di Madura | Jarak Kota di Jatim | Jarak Kota Povinsi di Jatim, Madura dan Bali | Forum Madura | Sitemap

© All Rights Reserved. Lontar Madura

Close