Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • Merawat Madura
    • Gerbang Madura
    • Sejarah Madura
  • Lokalitas
    • Sastra Madura
    • Budaya Madura
    • Tradisi Madura
  • Ragam
    • Artikel Madura
    • Peristiwa Madura
    • Aneka Peristiwa
  • Pesohor
    • Tokoh Madura
    • Wisata Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Tempat Penginapan dan Hotel di Madura
    • Jarak Antar Kabupaten-Kota di Jawa Timur
    • Jarak Antar Kota dan Provinsi di Pulau Jawa-Madura-Bali
    • Mohon Dukungan Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Daftar Isi
    • Sitemap
    • WPMS Html Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Marlena, Perjalanan Panjang Perempuan Madura
    • Mutiara yang Terserak
    • Tembhang Macapat Madura
    • Dewan Kesenian di Madura Dihidupkan Lagi?
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Madura Eksodus
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Madura Dalam Gambar
    • Babad Madura
  • Telusur
    • Penelusuran Praktis Tulisan Lontar Madura
    • Peta Lokasi Lontar Madura

Naje’ Tampar: Cermin Kultus Harga Diri Orang Madura

Menuju > Home | Tradisi Madura | Naje’ Tampar: Cermin Kultus Harga Diri Orang Madura

Ditayangkan: 11-07-2012 | dibaca : 4,719 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Olahraga yang kerap dilaksanakan menjelang tanam tembakau atau pasca panen jagung itu biasanya memperebutkan hadiah berupa sepeda motor, DVD, tape, dan lainnya. Hadiah yang sebenarnya tidak sebanding dengan modal yang harus dikeluarkan. Sebab ritual dan prosesi persiapan secara spiritual dan teknis kerap membutuhkan lebih banyak dana. Akan tetapi itu tidak dianggap masalah, sebab—lagi-lagi—kemenangan cukup memberi kepuasan bagi pimpinan dan anggota kelompok.

Namun, ekses negatifnya, tarik tambang kerap pula menyemai dendam dari kelompok yang kalah atau peserta yang pernah terkena tola (doa-doa). Dendam itu biasanya akan dibalas dalam pertandingan lain. Begitu seterusnya.

Akan tetapi, terlepas dari ekses negative yang dikandungnya, beberapa dampak positif juga menjadi penopang argument bahwa naje’ tampar tetap harus dipertahankan sebagai khasanah budaya lokal Madura. Salah satunya ialah mempererat tali persaudaraan. Sebab dalam ajang itu, dipertemukan banyak kelompok dari berbagai daerah. Permainan menjadi seru dan bahkan menimbulkan tawa-riang ketika peserta membuat ulah yang aneh-aneh. Biasanya pula para ketua kelompok saling mengenal dan berteman, bahkan saling membantu dalam persoalan kehidupan sehari-hari.

Tarik tambang, karenanya pula, dapat dianggap sebagai pemersatu masyarakat. Dan yang paling penting, naje’ tampar merupakan khasanah budaya Madura yang unik dan perlu dilestarikan. (http://pedangsantri.blogspot.com)

Pages: 1 2 3

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • audio
    "Apen Parsanga"
    http://www.lontarmadura.com/wp-content/uploads/2019/06/Lagu-Madura-Apen-Parsanga.mp3
    Lagu Madura dari Sumenep
  • Terbaru

    • Benarkah Taman Sarè Keraton Sumenep Tempat Mandi Putri Raja?
    • Aretan Sapi dari Kerapan dan Sape Sono’
    • Media Massa dalam Membentuk Stereotip Etnis Madura
    • Media dan Stereotip Terhadap Etnis Madura
    • Pamekasan Pada Masa Pemerintahan Adipati Ario Adikara
  • Komentar Anda

    • sinau on Sekilas Raja dan Tokoh Penting Bangkalan
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Ahmad junaidi qurthubi on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Agus Hariadi on Sekilas Raja dan Tokoh Penting Bangkalan

© All Rights Reserved. Lontar Madura
Free Wordpress Themes by Highervisibility.com

Close