Musik Tradisi Ba’beng, Dimainkan untuk Dakwah

Dari hasil penelusuran para seniman di Sampang, sempat menemukan jenis musik yang langka ini di Kelurahan Polagan, Kota Sampang. Dari sumber yang mereka dapat, pecetus lahirnya musik tradisi ini ternyata Mbah Beng. Musik Be’beng yang kemudian dikenal dari nama pencetusnya menjadi Ba’beng.

Dan selanjutnya masyarakat setempat dengan mudah menyebut dasn memberikan julukan Mbah Beng lantaran mereka sering melihat dan mendengar ketika memainkan alat musik yang terbuat dari bambu itu dengan mengeluarkan bunyi “plak plok pak beng – plak plok pak beng”. Melalui kreatifitas itulah kerap Mbah Beng memainkan musiknya dengan gaya kocak, lucu serta memancing kesukaan pada penontonnya. Bahkan penonton kerap memberikan sejumlah uang sebagai penghargaan kreatifitasnya.

fian-si-pantat Musik Be’beng ini konon dulu dimainkan untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan sekaligus sebagai media dakwah Agama Islam. Dan akhir-akhir dari perkembangannya nuansa dakwahnya masih dijadikan unsur utama. Sebab melalui cara menghibur inilah, kerap serapan pesan-pesan moral lebih mudah diterima oleh penonton.

Peralatan musik Ba’beng terbuat dari potongan bambu berukuran ± 1,2 m dengan berdiameter ±15 cm. Dasar dan tujuan dimainkan musik ini sebagai media dakwah, maka lirik atau syair lagu yang dilantunkan berbahasa Arab dan Madura, yang intinya sekitar ajaran Islam. Makna filosofis yang terkandung, selama lirik lagu, alat-alat musik yang digunakan secara tersirat memiliki makna tersendiri, seperti:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.