Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • Merawat Madura
    • Gerbang Madura
    • Sejarah Madura
  • Lokalitas
    • Sastra Madura
    • Budaya Madura
    • Tradisi Madura
  • Ragam
    • Artikel Madura
    • Peristiwa Madura
    • Aneka Peristiwa
  • Pesohor
    • Tokoh Madura
    • Wisata Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Tempat Penginapan dan Hotel di Madura
    • Jarak Antar Kabupaten-Kota di Jawa Timur
    • Jarak Antar Kota dan Provinsi di Pulau Jawa-Madura-Bali
    • Mohon Dukungan Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Daftar Isi
    • Sitemap
    • WPMS Html Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Marlena, Perjalanan Panjang Perempuan Madura
    • Mutiara yang Terserak
    • Tembhang Macapat Madura
    • Dewan Kesenian di Madura Dihidupkan Lagi?
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Madura Eksodus
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Madura Dalam Gambar
    • Babad Madura
  • Telusur
    • Penelusuran Praktis Tulisan Lontar Madura
    • Peta Lokasi Lontar Madura

Muhammad Saleh Werdisastro, Penulis Buku Babad Sumenep

Menuju > Home | Tokoh Madura | Muhammad Saleh Werdisastro, Penulis Buku Babad Sumenep

Ditayangkan: 19-03-2011 | dibaca : 12,447 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Selama 5 tahun berguru dari kyai yang satu ke kyai yang lainnya, masing-masing kyai menyatakan bahwa Muhammad Saleh Werdisastro telah lulus dari pesantrennya. Rupanya bekal pengetahuan agama Islam tersebut selalu digunakan sebagai referensi dalam langkah-langkah mengarungi kehidupan selanjutnya.

Setelah 11 tahun Muhammad Saleh Wardisastro memimpin sekolah PHIS Soemekar Pangabru Sumenep, dia mulai berfikir tentang kaderisasi pengelolaannya kepada putra-putra Sumenep. Maka pada tanggal 1 September 1941 dia menyerahkan jabatan Kepada Meneer Badroel dan Muhammad Saleh Werdisastro sekeluarga pindah ke Yogyakarta untuk lebih membaktikan dirinya pada Muhammadiyah.

Baca juga :   Muhammad Saleh Werdisastro Menanamkan Rasa Kebangsaan

Menjadi Tentara

Sejak itu beliau menjadi guru Gesubsidieerde Inheemse MULO Muhammadiyah Yogyakarta. Kegiatan mengajar di MULO Muhammadiyah itu berlangsung sampai tentara Dai Nippon menduduki Indonesia. Sewaktu calon-calon pemimpin Tentara Pembela Tanah Air (PETA) dicarikan dari tokoh-tokoh Muhammadiyah oleh pemerintah Dai Nippon, terpilih Muhammad Saleh Werdisastro bersama tokoh-tokoh Muhammadiyah yang lainnya seperti Soedirman (kemudian menjadi Panglima Besar TNI), Kyai Muhammad Idris, Kyai Doeryatman, Soetaklaksana, Kasman Singodimejo, Moelyadi Djojomartono, dan lain-lain.

Pada tanggal 31 Agustus 1943, ia mulai menjalani pekerjaan militer sebagai Dai Dancho Dai Dang II Yogyakarta (dai dancho = mayor) bermarkas di Bantul yang tertelak di selatan kota Yogyakarta. Tentu saja sebagai orang Muhammadiyah dia banyak merekrut orang Muhammadiyah untuk masuk PETA.

Pada waktu itu Muhammad Saleh Werdisastro mendapat berita dari Sumenep bahwa gedung sekolah PHIS Soemekar Pangabru diambil alih dan dijadikan markas Tentara Jepang. Dengan rasa kecewa yang mendalam namun tetap tegar, Muhammad Saleh Werdisastro yakin bahwa suatu saat nanti sekolah itu pasti dapat hidup kembali.

Rupanya keyakinannya itu, yang diucapkan pada tahun 1943 akhirnya menjadi kenyataan juga. Anak tertuanya Ir. Muhammad Mansur Werdisastro mempelopori mewujudkan kembali cita-cita ayahnya dengan cara memberikan bantuan berupa tanah berikut bangunan sekolah di Panglegur Sumenep kepada Muhammadiyah sebagai ganti bangunan sekolah SMU Muhammadiyah.

Baca juga :   Muhammad Saleh Werdisastro Menanamkan Rasa Kebangsaan

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 8

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • audio
    "Apen Parsanga"
    http://www.lontarmadura.com/wp-content/uploads/2019/06/Lagu-Madura-Apen-Parsanga.mp3
    Lagu Madura dari Sumenep
  • Terbaru

    • Benarkah Taman Sarè Keraton Sumenep Tempat Mandi Putri Raja?
    • Aretan Sapi dari Kerapan dan Sape Sono’
    • Media Massa dalam Membentuk Stereotip Etnis Madura
    • Media dan Stereotip Terhadap Etnis Madura
    • Pamekasan Pada Masa Pemerintahan Adipati Ario Adikara
  • Komentar Anda

    • sinau on Sekilas Raja dan Tokoh Penting Bangkalan
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Ahmad junaidi qurthubi on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Agus Hariadi on Sekilas Raja dan Tokoh Penting Bangkalan
  • Jumlah Pengunjang

    • Asal Usul Leluhur Orang Madura - 91,838 views
    • Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep - 48,468 views
    • Sejarah Buju’ Batu Ampar Pamekasan - 42,265 views
    • Tembang Macapat Madura dan Sejarah Pengembangannya - 38,269 views
    • Puisi Madura: Abdul Gani - 35,386 views

© All Rights Reserved. Lontar Madura
Free Wordpress Themes by Highervisibility.com

Close