Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • Merawat Madura
    • Gerbang Madura
    • Sejarah Madura
  • Lokalitas
    • Sastra Madura
    • Budaya Madura
    • Tradisi Madura
  • Ragam
    • Artikel Madura
    • Peristiwa Madura
    • Aneka Peristiwa
  • Pesohor
    • Tokoh Madura
    • Wisata Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Tempat Penginapan dan Hotel di Madura
    • Jarak Antar Kabupaten-Kota di Jawa Timur
    • Jarak Antar Kota dan Provinsi di Pulau Jawa-Madura-Bali
    • Mohon Dukungan Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Daftar Isi
    • Sitemap
    • WPMS Html Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Marlena, Perjalanan Panjang Perempuan Madura
    • Mutiara yang Terserak
    • Tembhang Macapat Madura
    • Dewan Kesenian di Madura Dihidupkan Lagi?
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Madura Eksodus
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Madura Dalam Gambar
    • Babad Madura
  • Telusur
    • Penelusuran Praktis Tulisan Lontar Madura
    • Peta Lokasi Lontar Madura

Mengabadikan yang Tak Ada di Jawa

Menuju > Home | Artikel Budaya | Mengabadikan yang Tak Ada di Jawa

Ditayangkan: 02-01-2012 | dibaca : 6,050 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

Meski begitu, Madura punya akar sastra dalam bidang puisi bebas dan puisi liris yang sangat maju jika diukur dengan perkembangan sastra Indonesia. Demi memelihara potensi bernilai ini dari kepunahan, perlu semacam strategi kebudayaan mempromosikan kebuayaan dan kesenian Madura oleh masyarakat dan terutama oleh pemerintah. “Karena yang dipromosikan tentang Madura kan kekerasaannya saja, celuritnya terus. Sementara kebudayaan lainnya tidak dipromosikan. Apalagi sastranya. Kongresnya saja baru ada tahun lalu diadakan,” tambah sastrawan yang kini bergiat di majalah Horison dan membentuk sanggar-sanggar sastra di sekolah.

Tapi, penulis buku kumpulan puisi Reruntuhan Cahaya ini berpandangan bahwa kesenian Madura relatif berkembang. Misalnya uldaul yang menggunakan perkusi. Yaitu kesenian tradisional yang mengambarkan keseharian wanita Madura dimana salah satunya mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari. Layaknya kebudayaan tradisional, termasuk Madura, peran wanita sangat besar. Wanita bekerja ke sawah, berdagang ke pasar. Tak heran dalam kesenian, wanita juga bermain tandha‘ dan samroh, seperti rebana di Jawa tapi dengan corak berbeda.

Esai Budaya, Jurnal Nasional Jakarta | Minggu, 13 Jan 2008

 

 

 

Pages: 1 2 3 4

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • audio
    "Apen Parsanga"
    http://www.lontarmadura.com/wp-content/uploads/2019/06/Lagu-Madura-Apen-Parsanga.mp3
    Lagu Madura dari Sumenep
  • Terbaru

    • Benarkah Taman Sarè Keraton Sumenep Tempat Mandi Putri Raja?
    • Aretan Sapi dari Kerapan dan Sape Sono’
    • Media Massa dalam Membentuk Stereotip Etnis Madura
    • Media dan Stereotip Terhadap Etnis Madura
    • Pamekasan Pada Masa Pemerintahan Adipati Ario Adikara
  • Komentar Anda

    • sinau on Sekilas Raja dan Tokoh Penting Bangkalan
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Ahmad junaidi qurthubi on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Agus Hariadi on Sekilas Raja dan Tokoh Penting Bangkalan
  • Jumlah Pengunjang

    • Asal Usul Leluhur Orang Madura - 91,979 views
    • Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep - 48,532 views
    • Sejarah Buju’ Batu Ampar Pamekasan - 42,327 views
    • Tembang Macapat Madura dan Sejarah Pengembangannya - 38,325 views
    • Puisi Madura: Abdul Gani - 35,410 views

© All Rights Reserved. Lontar Madura
Free Wordpress Themes by Highervisibility.com

Close