Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • Merawat Madura
    • Gerbang Madura
    • Sejarah Madura
  • Lokalitas
    • Sastra Madura
    • Budaya Madura
    • Tradisi Madura
  • Ragam
    • Artikel Madura
    • Peristiwa Madura
    • Aneka Peristiwa
  • Pesohor
    • Tokoh Madura
    • Wisata Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Mutiara yang Terserak
    • Tempat Penginapan dan Hotel di Madura
    • Jarak Antar Kabupaten-Kota di Jawa Timur
    • Mohon Dukungan Domasi
    • Jarak Antar Kota dan Provinsi di Pulau Jawa-Madura-Bali
  • Konten
    • Daftar Isi
    • Sitemap
    • WPMS Html Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Komentar dan Saran Anda
    • Kirim Artikel
  • Hantaran
    • Tembhang Macapat Madura
    • Dewan Kesenian di Madura Dihidupkan Lagi?
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Madura Eksodus
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Madura Dalam Gambar
  • Telusur
    • Penelusuran Praktis Tulisan Lontar Madura
    • Peta Lokasi Lontar Madura

Memaknai Kembali Celurit Madura

Home » Artikel Budaya » Memaknai Kembali Celurit Madura

Ditayangkan: 29-07-2012 | dibaca : 3,849 pengunjung
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Di kabupaten Sampang, ada daerah bernama Ketapang; suatu daerah yang terletak paling utara kabupaten Sampang. Udara yang panas dan ekspresi wajah masyarakatnya yang (bisa dikatakan) kurang bersahabat, seakan menjadi representasi kebudayaan yang ada di daerah itu. Konon, budaya (mengenakan) celurit di sana sangat penting. Betapa tidak, jika ada orang yang sedang berjalan di waktu malam, maka harus membawa celurit. Jika tidak, orang itu dianggap angkuh oleh masyarakat sekitar, sehingga kemungkinan besar, dalam perjalanannya, orang itu tidak akan selamat alias celaka.

Dari gambaran ini, celurit menjadi penting untuk dikuak kembali. Sebab, mayoritas masyarakat terlanjur menganggap bahwa celurit diidentikkan dengan budaya keras dan menyeramkan. Bahkan parahnya, ini mengerucut pada kebudayaan masyarakat Madura. Bisa jadi, begitu mendengar kata Madura, di situlah tergambar sebuah senjata melengkung yang disebut “celurit”. Terlebih karena masyarakat memandang bahwa celurit diidentikkan dengan “carok”. Sehingga penting untuk merekonstruksi pemikiran yang bisa disebut “kiri” itu.

Pada tataran sejarahnya, tidak ada yang tahu asal-usul munculnya nama celurit hingga dikenal luas sampai detik ini. Hanya saja, di tempat asalnya (Madura), ada sebuah pisau yang bernama “Arit” yang dipakai oleh petani untuk menyabit rumput di sawah atau ladang dan membuat pagar di rumah. Tetapi pada perkembangannya, arit itu digunakan sebagai alat utuk berlatih beladiri yang kemudian dijadikan senjata oleh rakyat jelata ketika menghadapi musuh.

Di Madura, banyak perguruan pancak silat yang menggunakan celurit untuk berlatih beladiri. Sebab, celurit mempunyai makna filosofis dan penting untuk diaktualisasikan kembali melalui penegasan makna dan nilai yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat Madura secara umum.

Pages: 1 2 3

Judul dibawah, juga berhubungan

  1. Topeng Dalang Madura, Mulai Terkikis Jaman?
  2. Pemetaan Basis Kesenian Tradisi Madura
  3. Mendambakan Sumenep Berbudaya
  4. Apakah Carok Budaya Orang Madura
  5. Interaksi Islam Kangean dan Kebudayaan Pendatang
  6. Selamatkan Kebudayaan Madura dari Gempuran Globalisasi
  7. Agama dan Politik: Kiai Sebagai Sentral
  8. Membangun Madura atau Membangun di Madura
  9. Perilaku Komunikasi Antar Budaya Suku Madura
  10. Folklore dalam Kepribadian Masyarakat Madura

Silakan cari tulisan yang lain dibawah ini;
cari cara praktis KLIK, dan mohon dukungan:. DONASI

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Madura Eksodus
  • Terbaru

    • Radar Madura Luncurkan Buku Carpan Madura “Tora”
    • Pelaksanaan Toktok Sering Terjadi Perselisihan
    • Tradisi Toktok Sebagai Ajang Silaturrahmi Warga
    • Toktok, Aduan Sapi Ala Masalembu
    • Putri Nelayan Masalembu, Pembawa Tumpeng Rokat
    • Rokat, Melestarikan Budaya Masyarakat Masalembu
    • Rokat, Sebagai Ungkapan Rasa Syukur Kepada Tuhan
    • Rokat di Masalembu Dipersembahkan untuk Raja Ikan.
  • Komentar Pengunjung

    • Lontar Madura on Rokat di Masalembu Dipersembahkan untuk Raja Ikan.
    • Andre on Rokat di Masalembu Dipersembahkan untuk Raja Ikan.
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Agus Salim on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Agus Salim on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
  • RSS Perempuan Laut

    • "Mutiara yang Terserak" Diluncurkan
    • Inikah Penulis Perempuan Inggris Terbaik
    • Pemberdayaan Perempuan Berawal dari Pikiran Perempuan Sendiri
  • RSS Gambar Madura

    • Catatan Tersisa dari Kongres I Bahasa Madura
    • Petilasan Arya Wiraraja Di Situs Biting
    • Pantai Rongkang Bangkalan Madura
    • Pergelaran Peringatan Hari Jadi Sumenep ke 745 - 2014
  • RSS Rumah Literasi

    • Gubernur Jatim Buka Temu Inovasi Ditandai Pemukulan Gong
    • Pendidikan Dalam Perspektif Pemberdayaan
    • Sabar Sebuah Keindahan Sikap dari Implementasi Pendidikan Agama Islam (Bagian 1)
    • Sabar Sebuah Keindahan Sikap dari Implementasi Pendidikan Agama Islam (Bagian 2)

Home | Gerbang | Budaya |Tradisi | Sastra |Permainan |Wisata |Artikel |Tokoh |Peristiwa |Aneka

About Us | Privacy Policy | Daftar Isi | Nginap di Madura | Jarak Kota di Jatim | Jarak Kota Povinsi di Jatim, Madura dan Bali | Forum Madura | Sitemap

© All Rights Reserved. Lontar Madura

Close