Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • Merawat Madura
    • Gerbang Madura
    • Sejarah Madura
  • Lokalitas
    • Sastra Madura
    • Budaya Madura
    • Tradisi Madura
  • Ragam
    • Artikel Madura
    • Peristiwa Madura
    • Aneka Peristiwa
  • Pesohor
    • Tokoh Madura
    • Wisata Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Mutiara yang Terserak
    • Tempat Penginapan dan Hotel di Madura
    • Jarak Antar Kabupaten-Kota di Jawa Timur
    • Mohon Dukungan Domasi
    • Jarak Antar Kota dan Provinsi di Pulau Jawa-Madura-Bali
  • Konten
    • Daftar Isi
    • Sitemap
    • WPMS Html Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Komentar dan Saran Anda
    • Kirim Artikel
  • Hantaran
    • Marlena, Perjalanan Panjang Perempuan Madura
    • Tembhang Macapat Madura
    • Dewan Kesenian di Madura Dihidupkan Lagi?
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Madura Eksodus
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Madura Dalam Gambar
    • Babad Madura
  • Telusur
    • Penelusuran Praktis Tulisan Lontar Madura
    • Peta Lokasi Lontar Madura

Lok-alok Sebagai Repertoar Lisan Madura

Home Lok-alok Sebagai Repertoar Lisan Madura

Ditayangkan: 12-06-2012 | dibaca : 5,880 pengunjung
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Hélène Bouvier

Tokang Lok-alok dihadapan sejumlah pasang sapi kerapan

Lok-alok jaman dulu berupa larik bebas meski tetap mematuhi aturan rima. Gaya puitis lok-alok, menurutnya, sangat berbeda dan gaya puisi yang dinyanyikan (kèjhung), yang ditampilkan pada acara tanda’ atau di dalam pertunjukan teater. Konon, keadaan sekarang deklamasi yang terimprovisasi ini, yang dilestarikan di dalam tradisi lisan, merupakan turunan dan gaya asli yang Iebih canggih, yaltu kèjhung. Pidato lok-alok yang paling lengkap berstruktur seperti berikut: perkataan ramah-tamah untuk hadirin, pemilik sapi, pemilik tanah lapangan, dan pemrakarsa lomba; kutipan nama tempat dan tanggalnya; pengenalan kilat (desa asal, nama pemilik); pengumuman nama baru binatang, kadangkala dengan penjelasan tentang pilihannya, dilanjutkan dengan ungkapan tata krama penutup.

Hal semacam itu merupakan perkecualian untuk sebuah masyarakat yang bahasa publiknya dikuasai oleh kaum laki-laki. Pidato itu berlangsung dan beberapa detik sampai sepuluh menit, dan yang paling pendek tidak dapat mengikuti urutan lengkap di atas. Lok-alok untuk sapi betina dan jantan tidak berbeda, baik dari segi gaya maupun struktur. Beberapa juru pidato melantunkan suara dengan nada liris atau humoris, atau bahkan menyusupkan pantun di dalam pidatonya untuk membenarkan atau mengilustrasikan pihihan nama, tetapi sebagian besar pembicara mengikuti syarat minimal dan hanya memberikan nama peserta secara tergesa-gesa.

Mungkin saja para juru bicara tidak sempat mengimprovisasi pidato yang rumit, melihat benlimpahnya pasangan sapi yang mengikuti acara, serta waktu pelaksanaan yang harus selesai sebelum malam tiba. Apakah pada masa lalu acara serupa terlaksana dengan pasangan sapi yang lebih sedikit, dan apakah para peserta mempunyai lebih banyak waktu untuk menyiapkan deklamasi panjang dan untuk menikmati segi puitis pidatonya? Kini, pidato pujian bersusulan dengan cepat. tetapi dinanti-nantikan oleh publik yang penuh gairah. Bila terlihat kemungkinan, karena besarnya jumlah sapi, bahwa acara dapat berlangsung sampai malam, bagian tarilah yang dipotong. Dapat saja para penari diminta memperpendek pertunjukannya, atau bahkan dilarang tampil setelah pidato. Juru pidato juga diminta berbicara singkat, tetapi pidato mereka tidak dapat dihilangkan. Jadi, segi lisan lebih diutamakan daripada segi tan.

Pages: 1 2 3 4 5

Baca Juga :
  • Upacara Rokat Tase’, Tanjung Saronggi
  • Sapè Sono’: Asal-usul Kesenian Madura?

Judul dibawah, juga berhubungan

  1. Dari Seminar Bahasa dan Sastra Madura; Bahasa dan Sastra Madura Mulai Diminati
  2. Tradisi Ritual Tolak Balak Warga Arosbaya Bangkalan
  3. Masyarakat Madura Harus Merekonstruksi Budaya Lokal
  4. Malu Berbahasa Madura
  5. Kuburan Arya Wiraraja Jarang Diziarahi
  6. Komplek Kuburan Kherkoof Kertasada
  7. Tradisi Ghatean, Tradisi Peduli Antar Sesama
  8. Sumenep Kota Keris Dicanangkan
  9. Bedah Buku Mencari Madura
  10. Tradisi Okol Digelar Warga Pamekasan Madura

Silakan cari tulisan yang lain dibawah ini;
cari cara praktis KLIK, dan mohon dukungan:. DONASI

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • audio
    Musik Saronèn
    http://www.lontarmadura.com/wp-content/uploads/2018/10/Saronen-Sarka.mp3
    Irama "Sarka'" Musik Tradisi Madura
  • Terbaru

    • Bhuju’ Tamonè, Menjauhkan Ari-ari dari Tanah
    • Rokat Tase’ Bentuk Syukur kepada Tuhan
    • Pendapat Ahli Tentang Labãng Mèsem
    • Meluruskan Makna Labãng Mèsem
    • Sekitar Penyebutan Labãng Mèsem
  • Komentar Anda

    • ZDNE on Madura dalam Gelombang Reformasi
    • Lontar Madura on Kirab Perahu Hias di Pulau Poteran
    • henri nurcahyo on Kirab Perahu Hias di Pulau Poteran
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Lontar Madura on Kisah Putri Nandi dari Sampang
  • Marlena
    Klik dan baca resensinya

© All Rights Reserved. Lontar Madura
Free Wordpress Themes by Highervisibility.com

Close