Legenda Kiai Abdurrahman atau Kiai Raba dari Pamekasan

Agus Siswoyo

Pada masa pemerinRonggo Sukowati tahan Pangeran Ronggosukowati pernah terjadi kemarau yang panjang. Selama dua tahun tidak turun hujan di keraton Pamekasan sehingga pepohonan dan tanaman lainnya menjadi kering, daunnya berguguran. Sungai-sungai tak berair, sawah tidak dapat ditanami dan tegalan tanahnya pecah-pecah. Lahan yang semula tampak hijau, berubah menjadi kecokelat-cokelatan, sehingga banyak ternah yang kehausan dan mati. Semua itu merupakan tanda bahwa persediaan pangan penduduk desa mulai menipis.

Pangeran Ronggosukowati selaku penguasa Keraton Pamekasan berupaya keras untuk menyiapkan segala sesuatu agar daerah kekuasaannya tidak paceklik. Selain itu, upaya batin pun dilakukannya, yaitu dengan cara semadi. Pangeran Ronggosukowati menyatukan perasaan dan pikirannya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Setiap malam Pangeran Ronggosukowati melakukan sholat tahajjud.

Pada suatu malam, dalam semadinya, ia didatangi seorang tua berjenggot. Badannya setengah telanjang. Orang tua itu mengatakan, “Pangeran Ronggosukowati, di Pedukuhan Pademawu, di Hutan Raba, ada seseorang yang bertapa selama dua tahun lamanya. Ia bernama Kiai Abdurrahman. Mintalah tolong kepadanya. Rayulah sehingga ia bersedia menghentikan tapanya.”

Oleh karena saran pak tua tersebut, seusai shalat subuh Pangeran Ronggosukowati menugasi Ki Patih Keraton Pamekasan pergi menemui sang pertapa untuk membuktikan kebenaran mimpi yang dianggapnya sebagai petunjuk tersebut. Jika sekiranya petunjuk itu benar, maka Ki Patih diperintahkan untuk mohon bantuan kepadanya, agar sang pertapa menghentikan tapanya demi kemanusiaan.

Ki Patih Menemui Pertapa Di Hutan Raba

Setelah menerima pesan Pangeran Ronggosukowati, Ki Patih langsung berangkat menuju Hutan Raba. Sesampai di tepi hutan, ia ragu untuk masuk ke tengah karena semak belukarnya sangat lebat. Tetapi demi tugas dari Pangeran Ronggosukowati ia memberanikan diri. Dengan menyibak dan memangkas semua yang menghalangi langkahnya, ia berjalan ke tengah danau. Akhirnya ia sampai di tempat pertapa yang dicarinya.

Responses (2)

  1. sungguh banyak para kiyai di madura…..

    artikelnya bagus dan bermanfaat bagi saya lebih-lebih untuk orang lain

    ator sakalangkon admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.