Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • Merawat Madura
    • Gerbang Madura
    • Sejarah Madura
  • Lokalitas
    • Sastra Madura
    • Budaya Madura
    • Tradisi Madura
  • Ragam
    • Artikel Madura
    • Peristiwa Madura
    • Aneka Peristiwa
  • Pesohor
    • Tokoh Madura
    • Wisata Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Tempat Penginapan dan Hotel di Madura
    • Jarak Antar Kabupaten-Kota di Jawa Timur
    • Jarak Antar Kota dan Provinsi di Pulau Jawa-Madura-Bali
    • Mohon Dukungan Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Daftar Isi
    • Sitemap
    • WPMS Html Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Marlena, Perjalanan Panjang Perempuan Madura
    • Mutiara yang Terserak
    • Tembhang Macapat Madura
    • Dewan Kesenian di Madura Dihidupkan Lagi?
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Madura Eksodus
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Madura Dalam Gambar
    • Babad Madura
  • Telusur
    • Penelusuran Praktis Tulisan Lontar Madura
    • Peta Lokasi Lontar Madura

Kisah Pangeran Jaka Lombang dan Puteri Cemara Udang

Menuju > Home | Legenda Madura | Kisah Pangeran Jaka Lombang dan Puteri Cemara Udang

Ditayangkan: 25-09-2018 | dibaca : 4,141 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Oleh Ngati Ati

asal usul cemara udangPantai Lombang merupakan salah satu tempat  tujuan  wisata unggulan di wilayah Jawa Timur. Berada di wilayah Kabupaten Sumenep. Banyak wisatawan berkunjung ke sana. Baik dari dalam maupun luar negeri. Terkenal dengan pasir putihnya yang bersih dan hutan Cemara Udang yang langka di dunia. Siapapun akan rindu untuk datang kembali menikmati keindahannya. Dari kota Sumenep ke Pantai Lombang kurang lebih berjarak 26 km arah sisi Utara. Dapat ditempuh dengan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Dapat melewati  jalan utama Kecamatan Batang-Batang ke Utara, kemudian Pasar Legung ke Timur. Atau Desa Batang-Batang ke Timur dan belok ke Utara.

Sepanjang perjalanan, wisatawan akan disuguhi dengan pemandangan perbukitan di kiri kanan jalan dengan deretan pohon-pohon purba jenis Taal (Rontaal) yang berjajar di sepanjang jalan. Dilingkungan hutan Cemara Udang pun para wisatawan dapat menemukan penjaja makanan yang ramah dan bersahaja. Menyunggi dagangannya di atas kepala dan menawarkan dagangannya dengan dialek yang khas. Mudah ditemui juga warung-warung makan  dengan  menu makanan yang khas dari Madura. Seperti Nasi pecel,  Rujak Cingur, Soto Madura,  buah Taal,  Es degan dan sebagainya. Bagi yang ingin berpuas diri dengan melanglang sepanjang garis pantai, dapat menyewa kuda tunggangan dengan uang sewa yang murah. Joki-joki kuda siap  melayani dengan ramahnya. Namun demikian bagi yang ingin bersantai ria, cukup dengan duduk di seputar pahon-pohon cemara udang atau gundukan pasir yang bersih. Atau lebih senang mandi di pantai bersama keluarga, bermanja dengan air lautnya yang biru melimpah.

Namun tahukah para pembaca sekalian, asal usul terjadinya hutan Cemara Udang di seputar Pantai Lombang yang terkenal itu?  Kalau belum, marilah kita simak bersama. Kisah Pangeran Jaka Lombang dan Puteri Cemara Udang.

Konon di wilayah Timur Pulau Madura pernah berdiri sebuah kerajaan kecil yang makmur dan kaya raya. Tanahnya subur dan hasil lautnya melimpah. Candiraja demikian nama kerajaan itu. Rakyatnya suka bekerja keras. Ada yang bekerja sebagai nelayan, ada juga yang bekerja sebagai petani. Daerah pantai Utara merupakan sumber pendapatan para nelayan. Karena disanalah ikan dan udang begitu melimpah. Para petani juga rajin bekerja di sawah. Meskipun  tanah sawahnya hanya bisa ditanami padi sekali dalam satu tahunnya, namun karena masyarakatnya suka bekerja keras dan rajin menanam palawija atau tanaman buah-buahan sebagai selingan, maka setelah musim padi, para petani menggantinya dengan tanaman buah-buahan. Ada mentimun, ada singkong, ada semangka, dan kacang-kacangan.

Sang raja memerintah dengan adil dan bijaksana. Ia seorang raja yang dermawan. Setiap permasalahan yang terjadi di antara rakyatnya selalu diselesaikan dengan adil. Begitu juga jika ada rakyat yang kekurangan, selalu dibantu dan diajarkan cara-cara bekerja untuk mencari rejeki. Oleh karena itu, rakyat kerajaan itu begitu menyayangi rajanya.  Namun sayang, sang raja mempunyai permaisuri yang congkak. Sang permaisuri selalu mengagungkan kekayaan dan hartanya. Setiap berkunjung kepada rakyatnya ia selalu memamerkan perhiasannya. Sang raja mempunyai anak laki-laki remaja. Meskipun masih muda, namun tampak ia mewarisi sifat-sifat ayahndanya. Dermawan, adil, dan bijaksana. Pangeran Jaka Lombang nama pangeran itu.

Suatu hari Bunda Permaisuri mendengar kabar dari para pelayannya bahwa Pangeran Jaka Lombang telah menjalin cinta dengan gadis desa bernama Radina. Bunda permaisuri tidak berkenan. Dipanggilah pangeran untuk menghadap.

Pages: 1 2 3 4 5

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • audio
    "Apen Parsanga"
    http://www.lontarmadura.com/wp-content/uploads/2019/06/Lagu-Madura-Apen-Parsanga.mp3
    Lagu Madura dari Sumenep
  • Terbaru

    • Benarkah Taman Sarè Keraton Sumenep Tempat Mandi Putri Raja?
    • Aretan Sapi dari Kerapan dan Sape Sono’
    • Media Massa dalam Membentuk Stereotip Etnis Madura
    • Media dan Stereotip Terhadap Etnis Madura
    • Pamekasan Pada Masa Pemerintahan Adipati Ario Adikara
  • Komentar Anda

    • sinau on Sekilas Raja dan Tokoh Penting Bangkalan
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Ahmad junaidi qurthubi on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Agus Hariadi on Sekilas Raja dan Tokoh Penting Bangkalan

© All Rights Reserved. Lontar Madura
Free Wordpress Themes by Highervisibility.com

Close