Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Tumenggung Jaingpati Menyambut Kedatangan Trunojoyo

▲ Menuju 🏛 Home ► Sejarah Madura ► Tumenggung Jaingpati Menyambut Kedatangan Trunojoyo

Ditayangkan: 16-11-2014 | dibaca : 4,411 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Raden Bugan Mengabdi Kepada Jaingpati

Usai menjalankan tugas dan raja Mataram, Raden Bugan kembali ke Cirebon diperintahkan Sultan Cirebon untuk kembali ke Sumenep. Ia diperintahkan untuk mengabdi kepada Tumenggung Jaingpati, Bupati Sumenep.

Raden Bugan bertolak dari Cirebon dengan mengendarai perahu dengan membawa serta Kiai Cirebon. Perahu berlayar mengarungi Laut Jawa dan selat Madura, sampai di perairan Selat Madura ia menepi di Pulau Mandangin atau Pulau Gili di sebelah selatan Kota Sampang. Disana ia menyepi di pekuburan Bangsacara. Di tempat menyepi inilah ia kembali bertemu dengan Raden Trunojoyo, lalu mengikat janji untuk bersahabat selamanya. Raden Trunojoyo berjanji bahwa pada suatu ketika akan bertamu ke kadipaten Sumenep.

Raden Bugan melanjutkan perjalanannya kembali untuk menuju keraton Sumenep, namun perjalanan dari pulau Mandangin laju perahu terasa lamban karena angin berlawanan dengan tujuan perahunya. Maka, (konon) Raden Bugan lalu menghunus tombak yang dihunus dijadikan dayung, laju perahu mulai berjalan ke arab timur. Tombak tersebut kemudian diberi nama “Si Srangdayung”.

Sesampainya di Sumenep, Raden Bugan menghadap Tumenggung Jaingpati dan kemudian menjadi abdi di Keraton Sumenep. Ia diberi pangkat Kabayan Kadipaten. Karena kerja Raden Bugan dinilai baik dan terampil ia cepat dinaikkan pangkat menjadi setingkat Menteri Kadipaten dengan gelar Raden Wangsajaya. Di Keraton Sumenep, Raden Bugan banyak mempraktekkan ilmu pemerintahan dan ketatanegaraan yang didapatnya di keraton Mataram.

Pages: 1 2 3

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Museum Keraton Sumenep
      📚 Sejarah Madura
    • Berperilaku Sesuai Budaya dan Kelompoknya
      📚 Budaya Madura
    • Orang Madura Panen Tembakau dan Tutup Kepala
      📚 Budaya Madura
    • Ter-ater Sebagai Pengamalan Ajaran Agama
      📚 Tradisi Madura
    • Perjuangan Pangeran Trunojoyo [1677 – 1680]
      📚 Sejarah Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close