Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • Merawat Madura
    • Gerbang Madura
    • Sejarah Madura
  • Lokalitas
    • Sastra Madura
    • Budaya Madura
    • Tradisi Madura
  • Ragam
    • Artikel Madura
    • Peristiwa Madura
    • Aneka Peristiwa
  • Pesohor
    • Tokoh Madura
    • Wisata Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Mutiara yang Terserak
    • Tempat Penginapan dan Hotel di Madura
    • Jarak Antar Kabupaten-Kota di Jawa Timur
    • Mohon Dukungan Domasi
    • Jarak Antar Kota dan Provinsi di Pulau Jawa-Madura-Bali
  • Konten
    • Daftar Isi
    • Sitemap
    • WPMS Html Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Komentar dan Saran Anda
    • Kirim Artikel
  • Hantaran
    • Tembhang Macapat Madura
    • Dewan Kesenian di Madura Dihidupkan Lagi?
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Madura Eksodus
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Madura Dalam Gambar
  • Telusur
    • Penelusuran Praktis Tulisan Lontar Madura
    • Peta Lokasi Lontar Madura

Gilis dan Jurung

Home » Legenda Madura » Gilis dan Jurung

Ditayangkan: 24-02-2017 | dibaca : 1,336 pengunjung
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

[junkie-alert style=”red”] Oleh: Taufiqurrahman, S.Pd.I

Penggilasan jagung

Suara itu berasal dari tongkat kayu yang dipukulkan pada karung untuk merontokkan biji jagung di dalamnya. Biasanya pekerjaan ini dilakukan oleh ibu-ibu di malam hari karena siang harinya bekerja di sawah.  Mengapa kaum ibu yang biasa melakukannya? Saya tidak tahu jawabannya namun begitulah keadaannya. Ibu-ibu selalu mengalah, melakukan pekerjaan yang mestinya dilakukan oleh para lelaki. Secara fisik laki-laki memang lebih kuat dari perempuan, tapi merontokkan jagung, menimba air di sumur kemudian memikulnya untuk di isikan ke dalam gentong di dapur kerap dilakukan oleh Ibu-ibu. [/junkie-alert]

Tanaman jagung merupakan sumber perekonomian utama penduduk Madura selain tembakau. Tanah yang gersang cocok untuk dua tanaman ini. Maka tidak heran jika jagung menjadi makanan pokok penduduk di sini. Hanya sebagian kecil daerah sawah yang bisa ditanami padi.

Jagung mulai ditanam para petani pada awal musim penghujan. Maklum tanah di sini tadah hujan. Bercocok tanam bila musim penghujan saja. Bila setelah jagung tumbuh hujan tak kunjung datang para petani dilanda kegelisahan akan matinya tanaman mereka. Bersyukur hujan selalu cukup untuk menyiram jagung hingga menguning dan siap dipanen.

Jagung yang telah dipanen dikeringkan dengan kelobotnya di halaman rumah yang luas. Setelah benar-bernar kering kemudian disimpan di dalam jurung2. Inilah kebiasaan masyarakat Madura yang berbeda dengan masyarakat Jawa. Hasil panen jagung atau padi tidak kemudian dijual melainkan disimpan untuk dimakan selama setahun. Diambil sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan sehingga mereka tidak terlalu khawatir gejolak harga beras karena mereka menyimpannya.

Biji jagung Madura lebih kecil bila dibandingkan dengan jagung varietas lainnya. Warnanya merahnya lebih tua. Bagian putihnya yang menjadi tepung lebih sedikit sehingga lebih tahan kutu

Pages: 1 2

Judul dibawah, juga berhubungan

  1. Legenda Mata Air Desa Paseraman Kamal
  2. Diturunkan Menjadi Adhipati Madura Bergelar Arya Wiraraja
  3. Asal Muasal Nama Desa Prenduan
  4. Permulaan Sejarah Jawa dan Madura
  5. Kisah dan Perjuangan Ida Sang Bang Banyak Wide.
  6. Kisah Bukit Geger
  7. Makam Agung dan Misteri Pisang Agung
  8. Macan Putih dari Blega
  9. Yusril Ihza M: Nelson Mandela dan Cakraningrat IV dari Madura
  10. Kisah Saluran Air Sumber Omben Sampang

Silakan cari tulisan yang lain dibawah ini;
cari cara praktis KLIK, dan mohon dukungan:. DONASI

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Madura Eksodus
  • Terbaru

    • Radar Madura Luncurkan Buku Carpan Madura “Tora”
    • Pelaksanaan Toktok Sering Terjadi Perselisihan
    • Tradisi Toktok Sebagai Ajang Silaturrahmi Warga
    • Toktok, Aduan Sapi Ala Masalembu
    • Putri Nelayan Masalembu, Pembawa Tumpeng Rokat
    • Rokat, Melestarikan Budaya Masyarakat Masalembu
    • Rokat, Sebagai Ungkapan Rasa Syukur Kepada Tuhan
    • Rokat di Masalembu Dipersembahkan untuk Raja Ikan.
  • Komentar Pengunjung

    • Lontar Madura on Rokat di Masalembu Dipersembahkan untuk Raja Ikan.
    • Andre on Rokat di Masalembu Dipersembahkan untuk Raja Ikan.
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Agus Salim on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Agus Salim on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
  • RSS Perempuan Laut

    • "Mutiara yang Terserak" Diluncurkan
    • Inikah Penulis Perempuan Inggris Terbaik
    • Pemberdayaan Perempuan Berawal dari Pikiran Perempuan Sendiri
  • RSS Gambar Madura

    • Catatan Tersisa dari Kongres I Bahasa Madura
    • Petilasan Arya Wiraraja Di Situs Biting
    • Pantai Rongkang Bangkalan Madura
    • Pergelaran Peringatan Hari Jadi Sumenep ke 745 - 2014
  • RSS Rumah Literasi

    • Pendidikan Dalam Perspektif Pemberdayaan
    • Sabar Sebuah Keindahan Sikap dari Implementasi Pendidikan Agama Islam (Bagian 2)
    • Sabar Sebuah Keindahan Sikap dari Implementasi Pendidikan Agama Islam (Bagian 1)
    • Eksaina Bertabur Juara dari MIN 1 Sumenep

Home | Gerbang | Budaya |Tradisi | Sastra |Permainan |Wisata |Artikel |Tokoh |Peristiwa |Aneka

About Us | Privacy Policy | Daftar Isi | Nginap di Madura | Jarak Kota di Jatim | Jarak Kota Povinsi di Jatim, Madura dan Bali | Forum Madura | Sitemap

© All Rights Reserved. Lontar Madura

Close