Cung-Kuncung Konce, Terkandung Pendidikan Seks

Bentuk Permainannya

Permainan ini dimainkan oleh dua sampai empat anak, permainan ini dilakukan dengan cara duduk berhadapan. Jempol tangan kiri ditegakkan dan keempat jari yang lain dalam posisi menggemgam. Kemudian keempat jari tangan kanan menggemgam jempol tangan kiri, dan jempol tangan kanan ditegakkan. Anak-anak yang lain kemudian meletakkan tangannya di atas tangan anak yang pertama dengan posisi yang sama, begitu seterusnya.

Setelah semua anak meletakkan tangannya dalam posisi tersebut, lalu mereka menyanyikan lagu tersebut sambil menggoyang-goyangkan tangan, pada saat bait terakhir dinyanyikan, “ondurragi jung baba’an” maka telapak tangan yang paling bawah diposisikan tertelungkup. Kemudian anak-anak tersebut menyanyikan lagu tersebut secara terus menerus sampai semua tangan tumpang tindih tertelungkup.

Setelah semua tangan tertelungkup, maka tangan yang paling atas memukul tangan dibawahnya, dan begitu seterusnya. Atau juga dengan cara lain, setelah semua tangan tertelungkup maka tangan yang paling atas mengambil tangan yang dibawahnya kemudian diletakkan di atas kepala masing-masing anak.

Makna Umum dari Syair Cung-Kuncung Konce

Jenis permainan ini seringkali dikonotasikan dengan seksualitas, karena melihat posisi tangan ketika sedang bermain. Posisi jempol kiri yang menggemgam keempat jari lainnya, dan juga ketika genggaman digoyang-goyangkan, seakan-akan sedang melakukan persetubuhan. Hal ini diperkuat  oleh baris kedua dengan kata, “lo-olowan” yang diterjemahkan , ‘tertidur karena terlalu kepayahan.” Tentu saja kepayahan disini disebabkan sang pengantin telah selesai melaksanakan kewajibannya.

Konon lagu ini dinyanyikan oleh anak-anak ketika sedang ada hajatan perkawinan. Lagu ini dinyanyikan sebagai tanda sang pengantin telah memasuki peraduan kamar pengantinnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.