Chandra Hassan Pejuang Pantang Menyerah

Mereka menuju Prenduan dengan penuh kesadaran bahaya-bahaya apa yang mereka hadapi. Di Prenduan Chandra Hasan mengirim surat kepada camat R P Moh Nur minta diusahakan perahu untuk menyeberang ke Paiton. Mukammad Nur segera menjawab bahwa perahu sudah siap tersedia dan siap untuk diberangkatkan. Dengan demikian Chandra Hassan berangkat ke Prenduan dengan sebuah jukong perahu kecil penangkap ikan bernama ‘Se Gigir’ menuju Paiton.Sekarang perahu ‘Se Gigir’ disimpan di musium Brawijaya Malang.

Dua hari dua malam mereka terapung apung di Selat Madura dengan dibayangi oleh pesawat terbang Belanda yang rupa-rupanya mencari jejak tokoh-tokoh Madura yang sedang meninggalkan pulaunya menuju ke Jawa.Pada tanggal 25 Nopember 1947 sekitar jam 19.00 sore, mereka tiba di pelabuhan ikan Karanganyar dekat Paiton. Selama tiga hari Chandra Hassan mengadakan orientasi medan/daerah, dan ia bertindak sangat hati-hati hanya mau berhubungan dengan ornag yang dikenal sebagai pemimpin masyarakat.

 Di Karanganyar mereka tinggal tiga orang dan ia terus menuju ke Lumajang setelah dua hari perjalanan pada tanggal 1 Desember 1947 mereka sampai di Gading sebuah kota di atas Probolinggo. Disana Chandra Hassan berjumpa dengan Mayor Majid beserta perwira-perwira dan prajurit-prajurit lainnya yang mendahului sampai di tempat itu. Di tengah-tengah tanaman tebu mereka merencanakan gerakan.

 Menghindari kontak senjata

Gerakan secara menyebar (dua orang), tujuan markas Divisi Kediri. Setibanya di Kediri melapor kepada panglima Divisi dan menghimpun kembali anggota Jokotole. Chandra Hassan diterima oleh penghulu Gading untuk tinggal di rumahnya ia mendengar bahwa Wedana Gading adalah Bustamin Nitisasmito, seorang Mosvian dari Sampang, menurut penghulu tersebut ia seorang Republikein yang konsekuen.

Oleh karena itu Chandra Hassan ingin bertemu Bustamin untuk meminta bantuan kendaraan guna dipakai ke Lumajang. Pada waktu itu ia melihat pemuda-pemuda di Pendapa Kawedanan, Bustamin kelihatan menelpon meminta bantuan jeep untuk dipakai ke Lumajang, namun Chandra Hassan mempunyai firasat yang kurang baik terhadap kerumunan orang-orang yang ada di kantor itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.