Busana Pernikahan Adat Masyarakat Madura

Busana Berbeda Setiap Prosesi
Diawali dengan prosesi lamaran oleh calon pengantin pria pada calon pengantin wanita. Busana yang dikenakan adalah busana adat Madura pada umumnya. Namun pada hantaran yang dibawa oleh calon pengantin pria harus terdapat satu perangkat pakaian dengan ikat pinggang atau stagen .Ikat pinggang atau stagen adalah simbolis bahwa anak gadisnya telah diikat oleh seseorang.

Dilanjutkan dengan prosesi saat sebelum perkawinan, yakni malam menjelang hari pernikahan semacam midodareni di Jawa Tengah. Pada malam itu calon pengantin wanita menggunakan busana basahan berupa kemben.
Busana kemben digunakan oleh calon mempelai wanita saat melewati serangkaian perawatan tubuh. Sehingga calon mempelai wanita akan tampak terlihat cantik dan keluar pamornya.
Masih dengan menggunakan busana kemben, calon mempelai wanita dilulur dengan bedak penghalus kulit, bedak dingin, bedak mangir wangi. Lalu dilanjutkan dengan sapuan bedak kamoridhan, bedak bida yang sarat khasiat. Prosesi ditutup dengan meminum jamu yang dipercayai untuk menimbulkan harum tubuh yang khas.

Seusai melewati malam saat sebelum perkawinan, maka tibalah saat melangsungkan akad nikah.  Saat akad nikah, calon mempelai pria mengenakan beskap, blangkon serta kain panjang.  Sedangkan calon mempelai wanita memakai abaya serta kain panjang. Keluarga kedua belah pihak menggunakan pakaian yang senada tetap dalam balutan adat Madura yang kental.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.