Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • Merawat Madura
    • Gerbang Madura
    • Sejarah Madura
  • Lokalitas
    • Sastra Madura
    • Budaya Madura
    • Tradisi Madura
  • Ragam
    • Artikel Madura
    • Peristiwa Madura
    • Aneka Peristiwa
  • Pesohor
    • Tokoh Madura
    • Wisata Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Tempat Penginapan dan Hotel di Madura
    • Jarak Antar Kabupaten-Kota di Jawa Timur
    • Jarak Antar Kota dan Provinsi di Pulau Jawa-Madura-Bali
    • Mohon Dukungan Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Daftar Isi
    • Sitemap
    • WPMS Html Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Marlena, Perjalanan Panjang Perempuan Madura
    • Mutiara yang Terserak
    • Tembhang Macapat Madura
    • Dewan Kesenian di Madura Dihidupkan Lagi?
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Madura Eksodus
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Madura Dalam Gambar
    • Babad Madura
  • Telusur
    • Penelusuran Praktis Tulisan Lontar Madura
    • Peta Lokasi Lontar Madura

Aroma Du’remmek dan Kembhâng Campor Bhâbur

Menuju > Home | Budaya Madura | Aroma Du’remmek dan Kembhâng Campor Bhâbur

Ditayangkan: 10-10-2018 | dibaca : 1,196 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Dalam kakawin Nagarakretagama secara gamblang telah ditulis oleh Mpu Prapanca bahwa orang Majapahit di abad XIV sudah biasa menghias taman istana dan pelataran candi dengan tanaman nagasari, tepus, angsoka, melati, tanjung dan tanaman berbunga lain. Rupanya penanamannya tidak  untuk dinikmati keindahan bunganya tetapi lebih ditujukan buat menghasilkan bunga guna dipakai dalam sesajian keagamaan, sehingga pasti dirusak seperti kembhâng campor bhâbur Madura. Pendapat ini didasarkan pada praktik penanaman pohon seperti kemboja––tanaman pendatang dari Amerika Selatan yang berhasil menggeser nagasari yang berbunga agak mirip––di kawasan pekuburan di sekitar kita yang sekarang mungkin dilakukan untuk meneruskan pandangan, konsepsi, dan pemahaman akan maknanya yang serupa seperti dilakukan orang Majapahit tempo doeloe. Jadi penanamannya sebenarnya ditujukan untuk diambil bunganya yang putih besar dan menyebarkan aroma wangi seperti bunga nagasari. Kegiatan berziarah ke kuburan sekarang umum dikatakan menyekar, yang artinya memberi bunga. Namun bunga-bunga yang ditaburkan di kuburan itu juga . . . dirusak!

Adanya kontak budaya dengan orang Barat, menyebabkan perubahan sikap bangsa Indonesia sehingga sekarang keindahan kuntum-kuntum bebungaan yang utuh telah disenangi pula oleh bangsa kita, seperti tersaksikan dari maraknya bisnis karangan bunga di perkotaan. Keindahan warna warni dan terutama juga kewangian bunga tentunya mendasari penyebab mengapa tempayan air siraman pengantin sekarang diisi dengan bunga rampai atau kembhâng campor bhâbur. Pesona bunga juga yang menyebabkan adanya motif kembang tetumbuhan pada batik, diukirkannya bebungaan sebagai relief candi atau hiasan keris, dan dipakainya bunga dalam pepatah petitih, serta munculnya bunga dalam nyanyian dan tembang. Akan tetapi kalau dikaji lebih lanjut akan terlihat bahwa bunga-bunga tadi lebih dipentingkan landasan gagasannya dan bukan keseutuhannya.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa budaya menggunakan campuran bunga yang diracik sehingga berubah bentuk yang dari dulu dipraktikkan di Madura memang sudah berterima secara luas di kalangan masyarakat Indonesia.

*****

Tulisan bersambung:

  1. Sumbangan Budaya Madura Kepada Kebudayan Nasional
  2. Pengembangan Bahasa Madura dan Problematikanya
  3. Sekilas Falsafah Abhântal Ombâ’ Asapo’ Angèn
  4. Pembudidayaan Bhâlungka’ dan Tèkay Madura
  5. Tentang Kuliner: Ètèk sè Nyongkem
  6. Sèkep Pelambang Kejantanan Seorang Pria Madura
  7. Aroma Du’remmek dan Kembhâng Campor Bhâbur
  8. Pola dan Bentuk Rumah: Tanèyan Lanjhâng
  9. Ramuan Jhâmo Bagi Wanita Madhurâ
  10. Masa depan Madura Bergantung Pemuda Madura

Pages: 1 2

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • audio
    "Apen Parsanga"
    http://www.lontarmadura.com/wp-content/uploads/2019/06/Lagu-Madura-Apen-Parsanga.mp3
    Lagu Madura dari Sumenep
  • Terbaru

    • Benarkah Taman Sarè Keraton Sumenep Tempat Mandi Putri Raja?
    • Aretan Sapi dari Kerapan dan Sape Sono’
    • Media Massa dalam Membentuk Stereotip Etnis Madura
    • Media dan Stereotip Terhadap Etnis Madura
    • Pamekasan Pada Masa Pemerintahan Adipati Ario Adikara
  • Komentar Anda

    • sinau on Sekilas Raja dan Tokoh Penting Bangkalan
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Lontar Madura on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Ahmad junaidi qurthubi on Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep
    • Agus Hariadi on Sekilas Raja dan Tokoh Penting Bangkalan
  • Jumlah Pengunjang

    • Asal Usul Leluhur Orang Madura - 92,152 views
    • Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep - 48,642 views
    • Sejarah Buju’ Batu Ampar Pamekasan - 42,409 views
    • Tembang Macapat Madura dan Sejarah Pengembangannya - 38,408 views
    • Puisi Madura: Abdul Gani - 35,440 views

© All Rights Reserved. Lontar Madura
Free Wordpress Themes by Highervisibility.com

Close